JAKARTA - Kita sering mendengar kisah tentang negara yang mati-matian merdeka. Tidak dengan Singapura. Negara Singa berpisah dari Malaysia untuk jadi negara merdeka dan berdaulat pada 9 Agustus 1965. Pemisahan ini merupakan hasil dari perbedaan politik dan ekonomi antara partai-partai penguasa Singapura dan Malaysia, yang menciptakan ketegangan komunal yang mengakibatkan kerusuhan rasial
pada Juli dan September 1964.
Pada konferensi pers, yang mengumumkan perpisahan, Perdana Menteri (PM) Singapura Lee Kuan Yew, diliputi emosi dan putus asa. Persatuan Singapura dengan Malaysia berlangsung kurang dari 23 bulan. Mimpinya untuk bermerger dengan Malaysia kandas akibat perbedaan pandangan politik. Pertanyaan lainnya saat itu adalah apakah Singapura benar-benar siap menjadi negara mandiri?
Sebelumnya, tepatnya pada 1963, Lee Kuan Yew menandatangani Perjanjian Malaysia di London pada 9 Juli 1963. Perjanjian tersebut menjelaskan syarat-syarat pembentukan Federasi Malaysia, yang terdiri dari Singapura, Malaya, Sarawak dan Kalimantan Utara (Saba